BUMN  

Hadapi Era Bisnis Digital, Telkom Dorong Percepatan Adopsi Teknologi di Berbagai Sektor Industri

Direktur Enterprise & Business Service Telkom, FM Venusiana (kiri) menyerahkan cindera mata kepada Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Slamet Aji Pamungkas dalam acara business insight bertemakan “Facing The Challenges in Digital Era Through Digital Adoption” yang digelar oleh Telkom beberapa waktu lalu.

Jakarta, 22 Desember 2023 – Dalam menjawab tantangan di era bisnis digital, transformasi organisasi seakan menjadi fenomena umum sekaligus menjadi kebutuhan di seluruh aspek kehidupan baik, dalam lingkup personal, bisnis, maupun bernegara. Pengembangan ekonomi digital menjadi katalisator utama dalam mendorong kemajuan perekonomian nasional melalui adopsi teknologi yang tinggi, serta digitalisasi ekonomi dan keuangan yang terus meningkat.

Sebagai salah satu langkah dalam menavigasi arah transformasi ekonomi digital di Indonesia, pemerintah telah menentukan 3 (tiga) fase pengembangan ekonomi digital hingga tahun 2045. Pertama, fase prepare di mana fase ini dimulai dengan perbaikan pondasi infrastruktur digital guna memastikan kesiapan transformasi. Selanjutnya, fase transform merupakan upaya percepatan transformasi dalam menciptakan masyarakat dan bisnis yang cerdas, serta fase ketiga adalah fase lead di mana mulainya penetapan standar dalam teknologi inovasi di masa mendatang.

Dilansir dari siaran pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, untuk dapat mendorong fase lead di tahun 2045, pemerintah telah menetapkan target yang harus dicapai. Di antaranya adalah peningkatan daya saing digital Indonesia menjadi peringkat ke-20 di tahun 2045 mendatang, serta kontribusi ekonomi digital yang harus mencapai 20% terhadap PDB. Dalam jangka pendek, pemerintah juga telah menyusun arah transformasi digital 2024 di mana pertumbuhan ekonomi digital harus mencapai 3,17% sampai 4,66%. Dengan adanya ekonomi digital ini, tantangan yang akan dihadapi oleh bisnis perusahaan juga dipastikan semakin berat. Di mana akan semakin banyaknya kemungkinan disrupsi yang bermunculan.

Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan data IDC Indonesia disampaikan bahwa di masa depan akan banyak perusahaan yang masuk ke arah crisis management solution, baik itu dari perusahaan level global, lokal, dan regional. Ini menjadi salah satu referensi tentang bagaimana ke depannya ketahanan dan agility untuk bisa beradaptasi terhadap hal-hal baru menjadi hal yang sangat dibutuhkan.

Guna mendukung proses transformasi tersebut, infrastruktur tentu menjadi salah satu fondasi yang sangat penting. Untuk itu, melalui serangkaian acara business insight bertemakan “Facing The Challenges in Digital Era Through Digital Adoption” yang digelar beberapa waktu lalu, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berupaya untuk mendukung berbagai sektor industri dalam melakukan pengembangan infrastruktur digital guna meningkatkan performansi bisnis perusahaan, memiliki daya saing, keandalan security, serta menwujudkan excellent customer experience di masa yang akan datang. Dengan menghadirkan narasumber dan para pakar yang kompeten di bidangnya, Telkom menyampaikan insight mengenai roadmap, trend, dan awareness seputar pengembangan infrastruktur digital di berbagai sektor industri.

Dalam sambutannya, Direktur Enterprise & Business Service Telkom, FM Venusiana mengatakan bahwa adopsi teknologi informasi niscaya telah menjadi sebuah kebutuhan utama dan juga enabler untuk mendorong efisiensi, meningkatkan produktivitas, serta memungkinkan inovasi-inovasi baru guna mendukung pertumbuhan di sektor ekonomi. “Telkom sebagai BUMN telekomunikasi yang bergerak pada digital connectivity, digital platform, dan digital service terus berkomitmen mengembangkan delivery layanan ke customer. Kami siap melakukan consultative discussion untuk menemukenali serta memberikan solusi yang tepat untuk kebutuhan perusahaan,” ungkap Venusiana.

Sejalan dengan hal tersebut, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Slamet Aji Pamungkas dalam keynote speech-nya menyampaikan dukungan terhadap seluruh pelaku bisnis untuk melakukan transformasi. “Kami sangat mendukung transformasi digital karena itu merupakan kebijakan pemerintah, dengan cara menjaga keamanan siber untuk semua pelaku ekonomi menuju ekonomi digital,” ungkapnya.

BSSN juga menyampaikan perannya untuk senantiasa berkolaborasi dengan seluruh pelaku ekonomi dan perusahaan guna bersama-sama menjaga keamanan siber, sebagaimana tertulis sebagai amanah melalui Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber, serta Peraturan Presiden No.82 Tahun 2022 tentang Infrastruktur Informasi Vital. Dalam paparannya, Slamet juga menyampaikan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, jumlah serangan siber di Indonesia meningkat signifikan mencapai 7x lipat (712%) dari 234,2 juta di tahun 2018 menjadi 1.652 juta serangan di tahun 2021, dan 976,4 juta di tahun 2022. Ia melanjutkan, terdapat setidaknya tiga juta potensi serangan siber di Indonesia, dengan prediksi lima ancaman siber di tahun 2023, meliputi Ransomware, Advanced Persistent Threat, Kebocoran Data, Phishing, Web Defacement. Kejahatan siber ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan.

Pada kesempatan yang sama, Country Manager IDC Indonesia, Mevira Munindra turut menyampaikan sharing terkait “The Importance of Digital Transformation Adaption.” “Kita tidak hanya bicara tentang transformasi digital, tetapi kita juga bicara tentang bagaimana pergeseran dari digital transformation menjadi digital business,” ungkap Mevira. “Ke depannya, mulai dari tahun 2023 sampai seterusnya, kita akan lebih banyak melihat contextualization tentang bagaimana penggunaan data dan AI yang semakin banyak di-leverage untuk dapat memberikan enterprise value yang baru bagi perusahaan,” lanjut Mevira.

Berdasarkan data IDC Indonesia, sebanyak 40% organisasi di Indonesia memandang disrupsi sebagai opportunity untuk berinvestasi dalam inovasi digital. Berdasarkan prediksi IDC, sampai dengan tahun 2026, 40% dari total revenue perusahaan akan banyak di-generate oleh digital product, services, dan experiences melalui teknologi terkini yakni SD-WAN, Cyber Security, Data Center dan Cloud, di mana keempat teknologi ini akan mengaktifkan ketahanan yang sangat penting untuk bisa dioptimalkan ke depannya sebagai key digital infrastructure.

Pada sesi diskusi panel yang membahas mengenai “Effective Ways to Thrive in The Digital Era”, Direktur Business & Sales Telkomsigma Tanto Suratno menyampaikan tiga hal yaitu tentang bagaimana TelkomGroup menyikapi transformasi digital, journey tentang bagaimana transformasi digital bisa di adopsi dengan singkat, serta ekosistem apa saja yang bisa mengakselerasi transformasi digital menjadi lebih cepat. “TelkomGroup menata barisannya untuk bisa memberikan value kepada corporate customer baik BUMN maupun berbagai sektor industri lainnya,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan dukungan TelkomGroup melalui empat solusi digital yang menjadi produk unggulan ke depannya. “SD-WAN, Data Center, Cloud, dan Cyber Security menjadi komponen vital dan kritikal dari ekosistem dan framework adopsi transformasi digital. Kami akan menyediakan comprehensive dan orchestration services mulai dari connectivity, platform, dan services yang dikemas lebih simple untuk bisa diadopsi ke market,” lanjutnya.

Mendukung gagasan tersebut, Deputi Direksi Bidang Operasional & Keamanan TI BPJS Kesehatan Mahat Kusumadi juga membahas terkait “Optimize Business Performance Through SD-WAN Technology”. Dalam perjalanan transformasi bisnisnya, BPJS Kesehatan melakukan migrasi ke SD-WAN karena lebih dari 81% unit kerja menggunakan firewall beragam. Selain itu, juga terdapat tuntutan operasional bisnis yang lebih cepat dengan biaya yang lebih proporsional. Didukung oleh layanan SD-WAN TelkomGroup, BPJS Kesehatan berhasil meningkatkan keamanan jaringan komunikasi yang dapat dimonitor dan dikontrol secara terpusat, arsitektur jaringan menjadi high availability, serta mendukung peningkatan kapasitas bandwidth dengan biaya yang lebih efektif. “SD-WAN membawa manfaat yang luar biasa bagi bisnis BPJS Kesehatan, terutama dalam hal cost efficiency,” ungkap Mahat Kusumadi.

Pada agenda ini, juga ditampilkan showcase produk digital TelkomGroup di antaranya meliputi SD-WAN, Cloud, Cyber Security, dan Data Center sebagai solusi yang dapat memperkuat infrastruktur digital perusahaan di berbagai sektor industri. Kolaborasi antar pelaku industri ini tentunya akan semakin membuka peluang bagi Indonesia untuk dapat bersaing secara global dan mewujudkan Indonesia sebagai Negara Maju dan masuk ke dalam lima besar ekonomi dunia.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *