Jakarta- Pemerintahan Prabowo-Gibran terus menunjukkan komitmen terhadap pembangunan yang inklusif dengan menghadirkan kebijakan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Pendekatan ini tidak hanya memperluas akses kesempatan, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi lokal di berbagai daerah.
Beragam program strategis seperti pemberdayaan UMKM, penguatan produksi desa, hingga peningkatan layanan dasar kini mendorong aktivitas ekonomi yang lebih merata. Dampaknya mulai terlihat dari meningkatnya produktivitas warga hingga tumbuhnya sektor-sektor ekonomi baru di tingkat lokal.
Keberhasilan tersebut dibuktikan dengan hasil survei yang menunjukkan kepuasan masyarakat terhadap kinerja Prabowo-Gibran. Direktur Eksekutif Great Institute, Dr. Sudarto mengungkapkan, 85,8 persen publik menyatakan puas dengan kinerja setahun pemerintahan Prabowo.
Kepuasan itu kata Sudarto dikarenakan progam dan kebijakan yang digagas Prabowo. Seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga Koperasi Desa Merah Putih.
“Masyarakat merasakan langsung kebijakan, khususnya program makan bergizi gratis dan penguatan ekonomi desa melalui koperasi,” ujarnya.
Dia pun membeberkan tingkat kepuasan publik terhadap program-program Prabowo. Seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), ada 89,8 persen publik yang merasa program ini bermanfaat.
“71,8 persen percaya Koperasi Desa Merah Putih akan memperbaiki ekonomi desa dan akses modal. Sebanyak 71,8 persen merasa ekonomi rumah tangga mereka membaik dan 62,1 persen menyebut daya beli naik,” ucapnya.
Ketua Advokasi Persaudaraan Tani-Nelayan Indonesia (PETANI), Tunjung Budi Utomo mengamini kalau kedua program tersebut menjadi andalan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran. Inklusivitas dan partisipasi ditunjukkan melalui pelibatan berbagai unsur mulai dari koperasi desa, petani, nelayan, dan pelaku UMKM.
“Inilah bentuk nyata ekonomi kerakyatan yang berputar di tingkat lokal,” ungkapnya.
Sinergi antara program MBG dan Koperasi Desa Merah Putih membantu meningkatkan pendapatan dan kualitas masyarakat desa, karena kapasitas produksi bertambah, standar kualitas pangan membaik, dan lapangan kerja baru terbuka.
“Kini semakin banyak masyarakat yang bisa bekerja dan berdaya di lingkungannya sendiri,” pungkasnya.
(Red)















