Surakarta – Prestasi membanggakan datang dari Rutan Kelas I Surakarta Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Tengah. Tiga orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) turut berpartisipasi dalam ajang internasional International Graffiti Festival : Meeting Of Styles 2025, yang diikuti oleh 65 peserta dari 15 negara, Sabtu (31/05).
Keikutsertaan warga binaan ini merupakan hasil kolaborasi yang terjalin dengan baik antara Rutan Surakarta dan PT Indaco Warna Dunia, yang secara konsisten mendukung program pembinaan kemandirian bagi para warga binaan di Rutan Surakarta, warga binaan diberi ruang untuk mengasah kreativitas, menyalurkan ekspresi positif, serta membangun kepercayaan diri.
Kepala Rutan Surakarta, Bhanad Shofa Kurniawan menyampaikan bahwa partisipasi ini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan di dalam rutan tidak hanya berfokus pada aspek hukum, tetapi juga pada pengembangan potensi dan keterampilan para warga binaan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa setiap individu, tak terkecuali warga binaan, memiliki kesempatan untuk berkembang dan berkarya. Partisipasi warga binaan tak lepas dari dukungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan melalui Kepala Kantor Wilayah Dirjenpas Jateng, Mardi Santoso. Sehingga mereka bisa tampil di panggung dunia dan membawa nama baik Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan,” ujar Kepala Rutan.
Karya warga binaan yang ditampilkan mengangkat tema tentang ketahanan pangan dan kebudayaan yang dikemas menjadi seni lukis. Hal ini selaras dengan semangat dari festival grafiti dunia tersebut, yang mengedepankan keberagaman ekspresi seni urban dan kolaborasi lintas negara.
Ceo PT Indaco, Iwan Adranacus selaku penyelenggara _event_ bertaraf internasional ini, menyatakan komitmennya untuk terus memberikan wadah kreatif bagi warga binaan agar dapat produktif dan siap kembali ke masyarakat dengan bekal yang lebih baik.
Dengan adanya partisipasi ini, Rutan Surakarta berharap dapat menginspirasi lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan lain untuk membuka lebih banyak peluang pembinaan yang inovatif, sekaligus menanamkan nilai bahwa kreativitas tidak mengenal batas, bahkan di balik jeruji.
(Red)