Jakarta – Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) meski sempat terjadi insiden di beberapa daerah. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyampaikan permohonan maaf pemerintah sekaligus menekankan bahwa evaluasi menyeluruh segera dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami atas nama pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional (BGN) memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah. Tentu saja ini bukan sesuatu yang kita harapkan dan bukan pula kesengajaan,” ujar Prasetyo.
Menurutnya, dua langkah utama segera ditempuh pemerintah. Pertama, memastikan seluruh siswa terdampak mendapat penanganan medis secepat mungkin. Kedua, melaksanakan evaluasi dan mitigasi secara ketat agar standar pelaksanaan program semakin kuat.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa lembaganya telah memperkuat pengawasan berlapis, melakukan pelatihan rutin bagi penjamah makanan, serta menjalin kolaborasi erat dengan pemerintah daerah. BGN kini juga memiliki tiga wakil kepala, salah satunya khusus menangani investigasi kasus keracunan. “Kalau ada keracunan, dia akan turun langsung ke lokasi dan mencari penyebabnya. Apakah karena kelalaian petugas atau faktor lain,” kata Dadan.
Selain pengawasan, Dadan mengungkapkan dampak besar program MBG bagi perekonomian rakyat. Hingga kini, MBG telah menciptakan sekitar 600 ribu lapangan kerja, mulai dari pekerja dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), pemasok bahan baku, hingga petani. “Hanya untuk SPPG saja pekerja yang sudah terserap lebih dari 300 ribu orang. Belum termasuk supplier dan petani yang juga ikut bergerak,” jelasnya.
Dukungan penuh juga datang dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan pihaknya terus memastikan dapur MBG memenuhi standar mutu dan distribusi makanan ke sekolah berjalan dengan baik. “Ini program prioritas Bapak Presiden, dan kami akan mendukung secara maksimal agar pelayanan MBG semakin berkualitas,” tegas Taruna.
Ia menambahkan, setiap kejadian yang tidak diinginkan justru menjadi pembelajaran berharga untuk memperbaiki standar layanan. “Ada insiden, kita jadikan momentum perbaikan. Standar harus makin ketat agar anak-anak kita tetap sehat dan terlindungi,” ujarnya.
Dengan langkah evaluasi menyeluruh, pemerintah memastikan Program MBG tetap berjalan sesuai tujuan utamanya: menghadirkan generasi muda yang sehat, kuat, dan cerdas sekaligus membuka peluang kerja luas bagi masyarakat.
(Red)