Indeks

Berantas Tambang Ilegal, Polsek Singingi Musnahkan 2 Rakit Peti di Sungai Sirih dan Pasir Mas

KUANSING — Polsek Singingi kembali melaksanakan penertiban terhadap dua rakit PETI yang ditemukan di Desa Sungai Sirih dan Pasir Mas, Kecamatan Singingi, Senin (08/12).

Berawal saat tim menerima informasi dari masyarakat mengenai aktivitas PETI yang meresahkan serta berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan.

Setibanya di Desa Sungai Sirih, tim menemukan satu unit rakit PETI dalam kondisi tidak beroperasi. Untuk mencegah penggunaannya kembali, rakit tersebut langsung dimusnahkan dengan cara merusak dan dibakar.

Tim kemudian menuju Desa Pasir Mas dan kembali menemukan satu unit rakit PETI tidak beroperasi yang selanjutnya dilakukan pemusnahan dengan cara yang sama sesuai prosedur penindakan terhadap PETI.

Kapolres Kuansing, AKBP R Ricky Pratidiningrat SIK MH melalui Kapolsek Singingi Iptu Azhari menegaskan bahwa Polres Kuansing tidak memberikan ruang bagi aktivitas penambangan ilegal dalam bentuk apa pun.

Iptu Azhari menekankan pentingnya respons cepat terhadap setiap laporan masyarakat sebagai wujud komitmen Polri menjaga lingkungan, keamanan, dan ketertiban umum.

“Mengajak masyarakat untuk berperan aktif memberikan informasi jika menemukan aktivitas PETI di wilayahnya. Keberhasilan penertiban tidak terlepas dari dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan,” kata Iptu Azhari, Rabu (10/12).

Dalam operasi tersebut, personel yang terlibat langsung memastikan kegiatan berjalan aman dan kondusif.

“Meski tidak ditemukan pelaku maupun barang bukti lain, Polres Kuansing memastikan bahwa upaya pemberantasan PETI akan terus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan,” terangnya.

Setelah kegiatan penertiban selesai, tim melakukan dokumentasi dan menyampaikan laporan resmi kepada pimpinan sebagai bagian dari tindak lanjut.

“Langkah ini menjadi bagian dari keseriusan Polres Kuansing dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus menegakkan hukum terhadap aktivitas yang merusak alam dan mengganggu keseimbangan ekosistem,” pungkasnya.

(red)

Exit mobile version